Jepang Berubah dari Kekaisaran Militer Jadi Negara Penjual Fantasi, Apa Pemicunya?
Anime Jepang yang menjadi bagian budaya populer setelah Perang Dunia Kedua, telah berhasil mengambil hati jutaan anak di seluruh dunia. Daya tariknya mengubah anime menjadi industri global bernilai puluhan miliar.
Banyak karakter ikonik, mulai dari Astro Boy hingga Pikachu, yang terus mendominasi pasar waralaba global. Bahkan Pokémon kini menjadi waralaba terlaris sepanjang masa, lebih besar dari gabungan Barbie, Star Wars, dan Harry Potter.
Melalui waralaba inilah lahir perspektif yang berbeda soal Jepang, pandangan yang kemudian menciptakan pentingnya diplomasi soft power, serta menghidupkan kembali berbagai sektor ekonomi, berkontribusi pada industri pariwisata yang berkembang pesat.
Namun bagaimana sub-kultur khas Jepang ini bisa menjadi fenomena global?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melakukan sedikit perjalanan ke masa lalu.
Dari kerajaan militer hingga negeri fantasi
Sejarah anime dapat ditelusuri kembali ke awal tahun 1900-an, ketika banyak seniman Jepang yang dipengaruhi oleh animasi Barat, mulai bereksperimen dengan membuat film pendek.
Pada masa Perang Dunia Kedua, industri ini berkembang setelah adanya suntikan dana dari pemerintah Jepang untuk membuat film propaganda yang tentunya pro-Jepang, seperti Momotaro.
Bagaimana animasi mengubah Jepang yang dianggap jadi ancaman militer saat perang dunia, menjadi negara yang menawarkan fantasi dan impian bagi anak muda
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali
- Dunia Hari Ini: Lagi-Lagi Donald Trump Jadi Sasaran Percobaan Pembunuhan?
- Tampilkan Produk-produk Unggulan, Panasonic Hadir di Jak Japan Matsuri 2024