Jepang Berubah dari Kekaisaran Militer Jadi Negara Penjual Fantasi, Apa Pemicunya?
Namun setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, manga, atau buku komik Jepang, dan anime mengalami perubahan drastis.
"Setelah perang, Jepang digambarkan seperti ini: Tokyo hancur, baik secara ekonomi maupun fisik, karena pengeboman dan penjajahan setelahnya,” jelas Renato Rivera Rusca, pakar animasi, penerjemah, dan produser yang berbasis di Tokyo."
"Banyak seniman [manga dan anime] yang memiliki pengalaman langsung soal perang dan trauma pasca-perang. Mereka juga tidak terlalu percaya pada orang yang lebih tua."
Osamu Tezuka, yang berusia 17 tahun ketika bom atom meyerang, dikenal sebagai "bapak baptis manga".
Selama tahun 1960-an, Tezuka menciptakan salah satu acara TV animasi pertama yang menjadi populer di luar negeri: Astro Boy. Ceritanya tentang robot anak laki-laki yang cinta damai dengan kemampuan penglihatan sinar-X, membuatnya manusia yang super.
"[Astro Boy] mewujudkan harapan masa depan, dan menjadi teladan bagi masyarakat Jepang [yang juga mencerminkan] kepolosan anak-anak," kata Renato.
"Texuka bukan hanya creator yang jenius, tapi juga pebisnis yang hebat."
Osamu Tezuka (kiri), Hiroshi Okawa (tengah) dan Leiji Matsumoto (kanan) adalah beberapa seniman Jepang yang dikenal sebagai pengembang anime setelah Perang Dunia Kedua.
Bagaimana animasi mengubah Jepang yang dianggap jadi ancaman militer saat perang dunia, menjadi negara yang menawarkan fantasi dan impian bagi anak muda
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- Toko dari Jepang Nitori Resmi Buka di Lippo Mall Puri
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time