Jepang Berubah dari Kekaisaran Militer Jadi Negara Penjual Fantasi, Apa Pemicunya?
"Anime Jepang [dipahami] sebagai 'budaya tandingan' baru yang sering diiklankan sebagai 'bukan animasi untuk generasi tua; ini tidak seperti Disney'," kata pakar budaya Renato.
"Dan menjadi anti-Disney menjadi cita-cita yang dianggap keren oleh kaum muda pada masa itu."
Keberhasilan Akira juga menandai dimulainya "gerakan kecil, namun berkembang" untuk mengakui anime sebagai "bentuk seni yang sah".
Seiring dengan meningkatnya popularitas anime, perusahaan Walt Disney dan Tokuma Shoten membentuk kemitraan pada tahun 1996, di mana Walt Disney Studios akan menjadi distributor internasional tunggal untuk studio film animasi Studio Ghibli yang sekarang terkenal di Jepang.
Meskipun awalnya mengalami kesulitan pemasaran, Spirited Away memenangkan Oscar untuk fitur animasi terbaik pada tahun 2003, membuat anime menjadi mainstream di negara barat.
"Kemenangan Oscar mendorong [ratusan] bioskop untuk menayangkan film tersebut," kata Renato.
"Artinya, komunitas sinematik memuji karya tersebut dan melegitimasinya sebagai sebuah bentuk seni yang sebenarnya, kemudian membuat semakin banyak orang tertarik pada medium tersebut."
Popularitas yang baru ditemukan, ditambah dengan kebangkitan internet broadband dan layanan streaming di awal tahun 2000-an, membuat generasi bari di kalangan anak-anak untuk tenggelam dalam dunia anime Jepang.
Bagaimana animasi mengubah Jepang yang dianggap jadi ancaman militer saat perang dunia, menjadi negara yang menawarkan fantasi dan impian bagi anak muda
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?