Jepang Buang Air Terkontaminasi Nuklir ke Laut, Tetangga Sewot

jpnn.com, TOKYO - Jepang akan membuang ke laut lebih dari 1 juta ton air yang terkontaminasi dari stasiun nuklir Fukushima yang hancur , kata pemerintah pada Selasa.
Korea Selatan dan industri perikanan Jepang menentang pembuangan air tersebut.
Pembuangan air pertama akan dilakukan dalam waktu sekitar dua tahun, memberi operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power waktu untuk mulai menyaring air untuk menghilangkan isotop berbahaya, membangun infrastruktur dan memperoleh persetujuan peraturan.
Jepang berargumen bahwa pembuangan air diperlukan untuk melanjutkan penghentian kompleks pabrik setelah lumpuh oleh gempa bumi dan tsunami 2011.
Jepang menunjukkan bahwa air yang disaring serupa itu secara rutin dibuang dari pembangkit nuklir di seluruh dunia.
Hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi, atau cukup untuk mengisi sekitar 500 kolam renang ukuran olimpiade, disimpan dalam tangki besar di pabrik Fukushima Daiichi dengan biaya tahunan sekitar 100 miliar yen atau Rp 13 triliun dan ruang hampir habis.
"Atas dasar kepatuhan ketat terhadap standar peraturan yang telah ditetapkan, kami memilih membuang ke samudra," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah menambahkan proyek tersebut akan memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan.
Hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi nuklir disimpan dalam tangki besar di pabrik Fukushima Daiichi, Jepang
- Menteri Lingkungan Hidup Setop Open Dumping di 343 TPA
- Kementan Bersama NCA dan UGM Menggelar Konsultasi Bekerja di Pertanian Jepang
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Mentrans Iftitah Harap Jepang Berinvestasi di Kawasan Transmigrasi
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- DPR Minta Dugaan Pencemaran oleh Tambang Emas Milik BRMS Diselidiki