Jepang Diharapkan Meminta Maaf Soal Agresinya di Perang Dunia II

Saat pasukan Jepang tiba di rumahnya, Shuqin adalah seorang anak perempuan berusia delapan tahun.

"Mereka membawa senapan, ayah saya ditembak mati setelah ia membuka pintu rumah. Mereka membunuhnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun," ujar Shuqin.
"Mereka juga membunuh tetangga dan paman saya. Ibu saya berada di bawah meja dengan adik saya. Mereka menyeretnya keluar. Kemudian mereka mengambil bayi dan membunuhnya dengan membantingnya ke lantai."
Ada 15 anggota keluarga dan tetangga di rumahnya saat pasukan Jepang datang. Kakeknya menyuruhnya untuk bersembunyi.
"Tentara Jepang menusuk ibu saya. Mereka bahkan memukul tubuhnya dengan senapan. Mereka menarik salah satu saudara saya ke meja dan menyayatnya dengan pedang," kata Shuqin.
"Mereka kemudian hendak mengambil saudara perempuan saya yang lain. Saat mereka menyeretnya, saya mencoba untuk menariknya, tapi mereka menikam saya tiga kali. Lalu saya pingsan."
Xia Shuqin dan adiknya selamat. Kini, Xia Shuqin, yang pernah mengunjungi Jepang enam kali, merasa warga Jepang dan China harus bersatu bersama-sama, tidak lagi saling membenci.
Perdana Menteri dan Kaisar Jepang diharapkan mau meminta maaf atas agresi yang dilakukan Jepang sebelum dan selama Perang Dunia II. Salah satu kejahatan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya