Jepang & Korea Selatan, Kualitas Daya Juang Asia Berkelas Dunia
Oleh: M. Misbakhun

jpnn.com - ADA beberapa pertandingan di FIFA World Cup Qatar 2022 yang bisa menjadi simbolisasi sebuah negara, bagaimana kualitas sumber daya manusianya, dan membangun sebuah teamwork dengan kelas dan kualitas dunia.
Pada turnamen sepak bola terakbar itu, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) diwakili oleh lima negara dengan proses kualifikasi, yaitu Arab Saudi, Iran, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Ada Qatar yang masuk dengan hak eksklusif sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Pada fase penyisihan grup muncul pertandingan kejutan dari wakil Asia, yaitu Saudi Arabia yang pada laga pertama mengalahkan Argentina dengan skor 2-1. Sayang, kemenangan tersebut tak berlanjut pada pertandingan berikutnya.
Iran juga bisa mengalahkan Wales 2-0 pada fase pertandingan kedua penyisihan grup.
Selebihnya adalah pertandingan yang dimainkan oleh tuan rumah Qatar yang kalah tiga kali pada penyisihan grup.
Walaupun kurang secara tim, Qatar sebagai tuan rumah memberikan standar baru yang tinggi pada kualitas infrastruktur sepak bola dengan kualitas yang sulit disaingi oleh negara mana pun, disertai hospitality yang khas Timur Tengah.
Saya tidak ingin membahas Australia sebagai ‘pengungsi’ AFC yang datang dari zona Konfederasi Sepak bola Oceania (OFC), karena misi pengungsiannya membuat Negeri Kanguru itu mendapatkan jatah tiket tim dari Asia untuk masuk ke Piala Dunia.
Ada pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan Timnas Jepang dan Timnas Korea Selatan pada fase penyisihan grup.
Baca catatan ringan FIFA World Cup Qatar 2022 dari M. Misbakhun. Ini tentang Jepang & Korea Selatan.
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Loyal demi Negeri, Misbakhun Batal Ikut Maraton di AS
- Shin Tae Yong Ditunjuk Menjadi Waketum Federasi Sepak Bola Korsel
- Bupati Indramayu Lucky Hakim Beri Klarifikasi soal Perjalanan Kerja ke Jepang
- Wagub Jabar Kecewa Bupati Indramayu Lucky Hakim Tak Taat Aturan
- Lucky Hakim Pelesiran ke Jepang Tanpa Izin, Dedi Mulyadi Meradang