Jepang Mau Buang Limbah Nuklir ke Laut, Pemerintah Indonesia Diminta Bergerak
jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) dan Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GNTI) menolak rencana Jepang membuang limbah nuklir ke Samudra Pasifik.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat MAI Prof. Dr. Rokhmin Dahuri mengatakan limbah tersebut mengandung zat-zat berbahaya dan dapat mengancam ekosistem laut serta kesehatan manusia.
"Kami menolak rencana tersebut dengan alasan limbah cair nuklir mengandung radioaktif Tritium, Cesium-137, dan Carbon-14," kata Rokhmin Dahuri, dalam keterangannya, Minggu (2/7).
Oleh karena itu, MAI meminta pemerintah Indonesia untuk aktif menggagalkan rencana tersebut.
"Pemerintah Jepang, seharusnya mencari alternatif yang lebih aman dalam mengelola limbah tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, isu mengenai Jepang, memberikan sumbangan 1 juta euro kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menimbulkan pembahasan yang panas.
Pemerintah Jepang telah menerima draft laporan penilaian akhir dari kelompok investigasi pembuangan air Fukushima IAEA.
Jepang juga menyerahkan usulan amandemen substansial, dan mencoba memfasilitasi proses pembuangan air limbah nuklir dengan merevisi kesimpulan akhir dari laporan tersebut.
Pemerintah Indonesia diminta untuk bergerak menggagalkan rencana Jepang membuang limbah nuklir ke laut.
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Simak, Lomba Karya Jurnalistik Bertema Wajah Hukum Pemerintahan Baru
- Hardjuno Pertanyakan Keseriusan DPR Perihal RUU Perampasan Aset
- Kemenkominfo: Peran Penting Humas sebagai Kunci Sukses Program Pemerintah
- Rezeki Sudah Banyak, Raffi Ahmad Mengaku Ingin Mengabdi di Pemerintahan Prabowo