Jepang Ngotot Tetap Pakai Nuklir
jpnn.com - TOKYO - Kebocoran nuklir yang terjadi di Fukushima saat tsunami Maret 2011 tidak membuat pemerintah Jepang jera. Kemarin (11/4) pemerintah Jepang menyatakan, mereka tetap mempertahankan penggunaan energi nuklir. Bahkan, penggunaan energi nuklir tersebut tetap dimasukkan dalam Rencana Dasar Energi yang terbaru.
Itu merupakan kebijakan kali pertama yang diambil pemerintah Jepang terkait dengan nuklir sejak tragedi Fukushima. Mereka menuturkan, energi nuklir akan kembali digunakan begitu seluruh reaktor di Fukushima dinyatakan aman. Sejak bocor pada 2011, seluruh reaktor nuklir di Fukushima hingga kini masih dimatikan.
Dalam kebijakan Rencana Dasar Energi yang lama atau yang diresmikan Juni 2010, Jepang lebih berfokus pada pengurangan emisi gas CO2. Dalam Rencana Dasar Energi tersebut, Jepang akan meningkatkan penggunaan energi nuklir dan energi terbarukan lebih dari 50 persen pada 2020. artinya, ada peningkatan 70 persen pada sepuluh tahun berikutnya.
Nah, dalam Rencana Dasar Energi yang baru tersebut, pemerintah akan mengurangi penggunaan nuklir pada level serendah-rendahnya. Mereka berencana menaikkan persentase penggunaan energi terbarukan. Misalnya, energi panas dan angin. Namun, tidak ada target persentase maupun tahun pengurangan yang dirilis pemerintah. Yang jelas, energi nuklir tidak akan dihapus. Rencananya, pemerintah mengaktifkan kembali seluruh pembangkit nuklirnya.
"Pemerintah memulai kembali dengan menarik strategi energi yang dibuat sebelum bencana. Di sinilah kita akan memulai," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.
Meski begitu, rencana Jepang tersebut diperkirakan memakan banyak biaya. Salah satunya untuk meng-upgrade pembangkit agar lebih aman sesuai dengan aturan yang baru. Untuk peningkatan tersebut, paling tidak dibutuhkan USD 16 miliar. Lantaran tingginya biaya upgrade, dua pertiga dari 48 reaktor nuklir harus dibiarkan tutup.
Masalah yang kedua adalah persetujuan dari masyarakat. Mayoritas penduduk Jepang ingin pembangkit nuklir di Jepang ditutup. Sebab, pembangkit nuklir Dai Ichi Fukushima sudah meninggalkan kenangan buruk. Saat tsunami 2011, kebocoran nuklir mengakibatkan radiasi di area yang cukup luas. Ratusan ribu penduduk terpaksa dievakuasi untuk menghindari radiasi.
Hingga kini, ada 140 ribu orang yang dievakuasi belum bisa kembali ke kediaman mereka di Fukushima. Baru-baru ini memang sudah ada penduduk yang diperbolehkan kembali ke kediaman mereka. Namun, jumlahnya masih sangat sedikit.
TOKYO - Kebocoran nuklir yang terjadi di Fukushima saat tsunami Maret 2011 tidak membuat pemerintah Jepang jera. Kemarin (11/4) pemerintah Jepang
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan