Jepang Persulit Pelancong dari China, Beijing Merespons Begini

jpnn.com - Kementerian Luar Negeri China (MFA) menanggapi kebijakan pemerintah Jepang yang akan memperketat pengendalian perbatasan terhadap warga negara China.
“Kami selalu percaya bahwa semua negara dalam menerapkan kebijakan tanggap COVID-19 harus didasari sains,” kata juru bicara MFA Wang Wenbin di Beijing, Selasa.
Semua negara, termasuk Jepang, lanjut dia, akan bersikap proporsional tanpa memberikan dampak terhadap pertukaran antar-masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa sejak COVID-19 mulai merebak pada tiga tahun yang lalu, China telah mengambil langkah-langkah yang tepat secara ilmiah.
“Kebijakan tersebut terarah dan responsif terhadap situasi yang berkembang dan telah disesuaikan dengan perkembangan sosial ekonomi,” katanya.
Bahkan kebijakan antipandemi China itu telah memberikan kontribusi secara signifikan terhadap dunia global dalam memerangi pandemi dan menciptakan pemulihan ekonomi dunia.
Pernyataan Wang dalam pengarahan pers tersebut sebagai bentuk tanggapan atas kebijakan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang mewajibkan para pelaku perjalanan internasional dari China untuk menunjukkan hasil tes negatif PCR yang berlaku mulai 30 Desember 2022.
Jika hasilnya positif, maka mereka akan diwajibkan melakukan karantina selama tujuh hari.
Jepang memperketat syarat masuk bagi pelancong dari China menyusul terjadi ledakan kasus Covid-19 di Negeri Tirai Bambu tersebut
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Mentrans Iftitah Harap Jepang Berinvestasi di Kawasan Transmigrasi
- Luhut Sebut Kebijakan Donald Trump Bisa jadi Peluang Indonesia
- Negeri Tirai Bambu Bertuah, Tim Beregu Campuran Indonesia Juara BAMTC 2025
- Link Live Streaming Final BAMTC 2025: Jadilah Saksi Indonesia Membuat Sejarah
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak