Jepang Tutup Perusahaan Di China
Selasa, 18 September 2012 – 09:41 WIB
Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, mendesak Beijing memastikan warga negara dan properti Jepang dilindungi. Hari rencananya akan ada demonstrasi besar di China terkait peringatan pendudukan Jepang pada masa perang di wilayah-wilayah China. Jepang pernah menganeksasi Semenanjung Manchuria, suatu hal yang masih menyakitkan bagi China.
Baca Juga:
"Saya hari ini tidak akan ke luar dan sudah meminta teman pria China saya menemani saya seharian besok," kata Sayo Marimoto (29 tahun), mahasiswa pasca sarjana sebuah universitas di Shenzhen.
Partai Komunis China berkuasa, yang jarang mengizinkan aksi unjuk rasa di jalanan, membuka pintu untuk memperlihatkan kemarahan masyarakat umum setelah Jepang pekan lalu memutuskan untuk membeli kumpulan pulau tak berpenghuni di Laut China Timur. Bagi Tokyo disebut Senkaku dan bagi China, kepulauan itu mereka sebut Diaoyu.
Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiro Gemba, mengatakan, Tokyo dan Washington sepakat pulau-pulau kecil Laut China Timur yang diklaim Jepang dan China dilindungi Traktat Keamanan Jepang-Amerika Serikat. Jika konflik militer membuncah, bisa diramalkan Amerika Serikat akan masuk gelanggang secara lebih terbuka.
PERSETERUAN antara Jepang dan China terkait berebut kepulauan di Laut China Timur mempengaruhi kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara. Jepang
BERITA TERKAIT
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan