Jerman Ingin Mimpi Buruk Rusia Ini Terwujud Secepatnya
jpnn.com, BERLIN - Jerman menjanjikan proses yang cepat bagi Finlandia dan Swedia jika kedua negara itu ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tindakan yang dapat dipastikan bakal memicu kemarahan Rusia.
Jerman juga menekankan bahwa kedua negara itu akan membutuhkan jaminan keamanan.
"Jerman telah mempersiapkan segalanya untuk melakukan proses ratifikasi cepat," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock kepada wartawan pada hari kedua pembicaraan di Berlin dengan rekan-rekannya sesama anggota NATO.
Dia menambahkan bahwa, saat jamuan makan malam pada Sabtu (14/5), para menteri negara NATO telah sepakat bahwa tidak boleh ada zona abu-abu antara waktu kedua negara mengajukan untuk keanggotaan dan waktu bergabung ke NATO.
"Jika mereka (Finlandia dan Swedia) memutuskan untuk bergabung, mereka dapat bergabung dengan cepat. Kami harus memastikan bahwa kami akan memberi mereka jaminan keamanan, tidak boleh ada masa transisi, zona abu-abu, di mana status mereka tidak jelas," katanya.
Baerbock mengacu pada periode ratifikasi keanggotaan yang bisa memakan waktu selama satu tahun.
Selama periode itu, negara-negara Nordik belum akan dilindungi oleh pasal 5 NATO, yang menjamin bahwa serangan terhadap satu sekutu adalah serangan terhadap semua.
Invasi Rusia ke Ukraina, yang diklaim Kremlin bertujuan untuk menurunkan potensi militer Ukraina dan mencegahnya menjadi jembatan bagi serangan NATO justru jadi bumerang.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan ratifikasi cepat, meski ada ancaman dari Rusia3
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Hasil UEFA Nations League: Jerman Berpesta Gol ke Gawang Bosnia-Herzegovina
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS