Jerman yang Pertama Stop Energi Nuklir
Merkel: Seluruh Reaktor Nuklir Ditutup pada 2022
Selasa, 31 Mei 2011 – 19:18 WIB
Jerman merupakan negara pengguna energi nuklir yang terbesar kelima di dunia. Tetapi, dari sisi produksi, Jerman berada pada peringkat keenam. Negeri tersebut memiliki 17 reaktor nuklir dan memproduksi 127,76 twh (terawatt-hour).
"Sudah saatnya kami beralih pada sumber energi baru yang tak kalah efisien untuk menunjang keberlangsungan sektor industri," kata Merkel. Tetapi, menurut pemimpin 56 tahun tersebut, Jerman membutuhkan proses yang cukup panjang untuk menemukan sumber energi pengganti yang terbarukan (renewable). Apalagi, pemerintah masih harus melakukan serangkaian tes untuk menguji kelayakan energi pengganti itu.
Kemarin Merkel mengatakan bahwa penutupan seluruh reaktor nuklir di Jerman akan dilakukan paling lambat pada 2022. Dengan kata lain, ada waktu satu dekade lebih untuk transisi. "Masih tersedia cukup waktu untuk menonaktifkan 17 reaktor nuklir yang ada di negeri ini," ujar Menteri Lingkungan Hidup Jerman Norbert Roettgen.
Menurut Roettgen, penutupan seluruh reaktor nuklir di Jerman bakal dilakukan secara bertahap. Saat ini, sekitar delapan reaktor sudah tidak aktif karena umurnya terlalu tua. "Reaktor-reaktor itu tidak aktif sejak Maret lalu. Tepatnya, setelah bencana (gempa dan tsunami) 11 Maret di Jepang," kata politikus dari partai CDU (Christian Democratic Union) tersebut. Dalam tiga bulan ini, reaktor-reaktor itu akan tutup.
BERLIN – Krisis nuklir di Jepang yang hingga kini tidak kunjung berakhir, memaksa Jerman mengambil langkah tegas. Kemarin (30/5) pemerintahan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer