Jet Tempur Tercepat Dilego Rp 350 Juta
Jumat, 19 Agustus 2011 – 12:12 WIB
"Pesawat ini sangat cocok ditempatkan di lokasi mencolok dan tidak terlalu luas. (Pesawat) itu akan menjadi pelengkap utama taman, gerbang penjagaan, atau museum," tutur Wilson, seperti dikutip Daily Mail kemarin (18/8). "Pesawat yang luar biasa itu dibawa ke bengkel kami empat pekan lalu. Kami pun berupaya memperbaikinya secantik mungkin ketika dilego nanti," lanjutnya.
Pernah menjadi kebanggaan Angkatan Udara (AU) AS, pesawat F-104 Starfighter mampu terbang pada ketinggian 48 ribu kaki (sekitar 14.630 meter) hanya dalam satu menit. Pertama kali dioperasikan AU AS pada 1958, pesawat itu lantas ditempatkan di Jerman Barat saat era Perang Dingin. Kecepatan Starfighter diperlukan saat itu untuk menghadapi kekuatan jet tempur Uni Soviet.
"Di tangan pilot yang tepat, pesawat ini mampu cepat melesat dan sukses menjaga perdamaian di langit Eropa saat berpatroli pada era Perang Dingin," ujar Wilson. "F-104 mampu terbang dan mendarat dalam kecepatan tinggi. Bagian sayap kecil yang bisa mengontrol kecepatan udara merupakan karya seni yang bagus," tambahnya.
Jet tempur yang dijual itu adalah bekas pesawat milik Luftwaffe (angkatan udara Jerman Barat) yang dibuat dengan lisensi Messerschmitt. Hanya pesawat itu memiliki kelemahan. Rekor terbangnya ternoda dan juga buruk karena acap mengalami musibah. Misalnya, Luftwaffe kehilangan 293 pesawat F-104 karena hancur dalam kecelakaan. Total 110 pilot dari angkatan udara itu tewas.
YORKSHIRE - Para kolektor bendara bersejarah, khususnya pesawat dirgantara, bisa memanfaatkan kabar ini. Sebuah pesawat tempur F-104 Starfighter
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan