Jhoni Allen: AHY Tidak Punya Sejarah Perjuangan di Demokrat
"Di situlah SBY secara terbuka menyatakan bergabung ke Partai Demokrat. Saat itu beliau bersama Max Sopacua," terang Jhoni.
Dikatakannya, apa yang dia lakukan dan rekan-rekannya saat ini adalah upaya memberikan masukan untuk kembalinya Partai Demokrat ke jalan yang benar.
"AHY tidak paham dinamika Partai Demokrat, makanya dia semena-mena, karena dia tidak punya sejarah perjuangan di Demokrat. Di mana sejarah perjuangannya? Menikmatinya iya. Menikmati pilkada-pilkada dengan kesewenangan, yang berbeda pendapat dan tidak sesuai dengan yang diinginkan diganti," ulas Jhoni.
Sementara jauh sebelum hal itu terjadi, Jhoni menilai tak pernah hal tersebut dilakukan oleh para petinggi Partai Demokrat sebelumnya.
"Kita dulu tidak pernah mencampuri pilkada tingkat dua, kecuali tingkat satu berdasarkan masukan dari mereka. SBY tahu itu. Tetapi sekarang terbalik. Bahkan ada iuran tingkat dua dan tingkat satu yang ditarik ke DPP. Dulu tak pernah kita tarik, malah kalau perlu kita bantu, ya kita bantu," tutur dia.
"Jadi, jangan pernah percaya pemutarbalikkan fakta yang tidak masuk akal dan nurani kita. Itulah yang mendorong kami melaksanakan KLB. Diberi masukan tidak mau, malah main pecat. KLB ini tidak bertentangan dengan UU tentang Partai Politik dan AD/ART Partai dalam rangka memperjuangkan kedaulatan anggota dalam menegakkan demokrasi," kata Jhoni. (dkk/jpnn)
Sekjen DPP Partai Demokrat hasil KLB Jhoni Allen Marbun menyindir keberadaan AHY yang sekarang jadi ketua umum.
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Muhammad Amjad
- AHY Jawab Begini Ditanya Pertemuan Prabowo, SBY, dan Megawati
- Agust Jovan Latuconsina Layak Jadi Wasekjen Demokrat: Energik dan Bertalenta
- Syahrial Nasution, Alumni Unpar yang Dipercaya AHY Jadi Wakil Sekjen Partai Demokrat
- Jadi Kepala Komunikasi Partai Demokrat, Herzaky: Ini Amanah Luar Biasa
- Ditunjuk AHY Jadi Bendum Demokrat, Irwan Fecho Mundur dari Stafsus Mentrans
- Soal Teror ke Tempo, Hinca: Tidak Ada Demokrasi Tanpa Media yang Merdeka