Jihad dan Tawuran
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Salah satu budaya arek Suroboyo yang khas adalah solidaritas sosial yang tinggi di antara mereka.
Budaya arek mengedepankan semangat keterbukaan, cenderung ekstrovert dan agak kasar, egaliter, dan bondo nekat, alias berbekal tekad.
Manifestasi dari sifat-sifat arek itu sering muncul dalam bentuk tawuran, perkelahian ramai-ramai, untuk menunjukkan solidaritas terhadap teman.
Ada sisi negatif dari kebiasaan tawuran ini.
Akan tetapi, juga ada sisi positifnya, karena arek-arek bisa memelihara dan menunjukkan solidaritas sosial dan kolektif yang kental untuk bersama-sama menghadapi lawan.
Salah satu sisi positif tawuran masal arek-arek Suroboyo ditunjukkan saat pertempuran 10 November 1945.
Itulah momen tawuran masal yang diwarnai dengan semangat tidak kenal takut dan tidak kenal menyerah yang ditunjukkan oleh arek-arek Suroboyo.
Semangat tawuran itu didasari pada sikap bondo nekat alias bonek, dan dilandasi oleh semangat untuk merdeka dan tidak mau lagi menyerah kepada ancaman siapa pun.
Semangat jihad membara. Hal tersebut terlihat dari orasi Bung Tomo yang selalu memekikkan Allahu Akbar pada setiap pembuka dan penutup pidatonya.
- Solusi Tawuran Pemuda versi Ridwan Kamil: Adakan Car Free Night Sebulan Sekali
- Darurat Gangster, Polisi Terbitkan 6 Titik Rawan di Kota Semarang
- Hari Kesaktian Pancasila, Momentum Penghormatan Kepada Pahlawan
- Kasus 7 Mayat di Kali Bekasi, Kombes Dani Akui Ada Tembakan
- Ini Kejadian Sebelum Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi, Propam Periksa 9 Polisi
- Kompolnas Minta Polisi Laksanakan Penyelidikan Scientific soal Kasus 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi