Jihad dan Tawuran
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Seorang pemuda bernama Sutomo, asli arek Suroboyo kelahiran Blauran. Dia arek Suroboyo asli, lahir pada 1920 di Surabaya dan meninggal pada 1981 di Padang Arafah, Arab Saudi, tatkala sedang menunaikan ibadah haji.
Sutomo kemudian lebih dikenal sebagai Bung Tomo, menjadi pengobar semangat melalui pidatonya yang berapi-api.
Sutomo seharusnya dipanggil ‘’Cak Tomo’’ oleh teman-temannya, tetapi dia lebih memilih sebutan ‘’Bung’’ untuk menanggalkan identitas parokialisme dan memakai identitas perjuangan nasional.
War cry atau teriakan perang yang paling terkenal dari Bung Tomo adalah takbir ‘’Allahu Akbar’’ yang diteriakkannya di akhir pidato.
Di awal pidato dia membaca basmalah dan menyampaikan ‘’Assalamualaikum’’. Bung Tomo tahu bahwa Surabaya adalah kota metropolitan yang berisikan orang-orang dengan berbagai macam latar belakang etnis dan agama.
Akan tetapi, siapa pun dengan latar belakang etnis apa pun, akan disebut sebagai arek Suroboyo karena mereka sudah menetap di Suroboyo. Dan mereka pun dengan bangga menyebut dirinya sebagai arek Suroboyo.
Selain pekik takbir ‘’Alahu Akbar’’ Bung Tomo juga memekikkan semboyan ‘’Merdeka atau Mati’’.
Semboyan ini kemudian menjadi populer sebagai semboyan perjuangan nasional yang diteriakkan di setiap front pertempuran.
Semangat jihad membara. Hal tersebut terlihat dari orasi Bung Tomo yang selalu memekikkan Allahu Akbar pada setiap pembuka dan penutup pidatonya.
- Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kombes Irwan Sebut Ada Tawuran
- Pj Gubernur Kaltim: Konteks Pahlawan Tidak Akan Pernah Mati
- Dharma Pongrekun Ajak Masyarakat Jadi Pahlawan untuk Selamatkan Jakarta
- Pimpin Peringatan Hari Pahlawan, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Antoninho Berikan Penghargaan Kepada Prajurit Berprestasi
- Menteri Nusron Wahid dan Wamen Ossy Beri Penghormatan kepada Para Pahlawan
- Solusi Tawuran Pemuda versi Ridwan Kamil: Adakan Car Free Night Sebulan Sekali