Jika Ada Gadis di Sofa, Itu Plus-Plus
Kamis, 17 Maret 2011 – 01:46 WIB

Jika Ada Gadis di Sofa, Itu Plus-Plus
Tarif Rp200 ribu per jam harus dibayar di muka. Di depan kasir, Yessi masih minta dibelikan sebungkus rokok filter dan sekaleng soft drink. Begitu dibayar, Yessi langsung mengajak naik ke lantai dua. Di sini, suasananya juga remang-remang.
Sekitar 20 kamar berderet di kanan kiri. Rata-rata berukuran 3 x 2 meter. Di depan kamar terpampang tulisan besar-besar yang menyala dihiasi lampu warna merah bertuliskan, "Dilarang Berbuat Asusila". Ternyata setiap kamar sudah ada pemiliknya. Yessi misalnya, menguasai kamar di paling ujung.
Usai menunjukkan kamarnya, Yessi menghilang. Kamar Yessi bersih dan wangi. Selain dilengkapi tempat tidur, di dalamnya juga terdapat kamar mandi. Aroma wewangian menusuk hidung, benar-benar tempat yang pas melepas kepenatan.
Yessi masuk kamar lima menit kemudian. Ternyata ia berganti pakaian. Celana panjang dibalut t-shirt yang tadi dikenakannya sudah dilepas, berganti daster tipis yang panjangnya selutut. Di balik daster, Yessi tak mengenakan apa-apa. Sepuluh menit memijat, Yessi melepas dasternya. Praktis, selama 50 menit Yessi memijat sambil telanjang bulat.
Panti pijat yang menawarkan seks biasanya memajang para gadisnya di sofa. Namun ada juga yang baru menawarkan seks di tengah pemijatan. Pemijatnya
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu