Jika Ada TKI Hilang, Keluarga Diminta Segera Lapor ke BNP2TK
jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) meyakini, insiden hilangnya TKI tak hanya dialami Jumanti binti Bejo Nurhadi.
Pasalnya, mulai dari 2010 ke bawah, pendataan TKI masih menggunakan cara manual dan banyak data yang belum diinput.
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengakui hal ini, menurut dia pendataan online baru dimulai pada 2010.
“Di Arab Saudi juga begitu baru 2010 mendata secara online, jadi banyak manual yang belum ditulis ke data online,” kata dia kepada wartawan, Senin (14/5).
Untuk itu, pihak keluarga yang merasa keluarganya hilang selama menjadi TKI diharapkan bisa melapor.
“Asalkan dia (TKI) bekerja secara legal dan benar maka masih ada datanya. Salah satu buktinya Jumanti, sudah 28 tahun hilang dan diduga meninggal akhirnya bisa ditemukan,” imbuh dia.
Nusron juga mengungkapkan, di beberapa negara yang terdapat TKI kebanyakan pekerjanya masuk secara ilegal ketimbang legal.
“Jadi ini yang buat bingung dan kami sulit untuk mendatanya,” tambah mantan anggota DPR ini. (mg1/jpnn)
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) meyakini, insiden hilangnya TKI tak hanya dialami Jumanti binti Bejo Nurhadi.
- Himsataki Taruh Harapan Besar pada Menteri Perlindungan PMI dan Menaker yang Baru
- Anak Buah AKBP Triyadi Bergerak, Mbak Natalia Cs Gagal Berangkat ke Malaysia
- Memerdekakan Pekerja Migran, Kepala BP2MI: Negara Tidak Boleh Kalah dari Sindikat
- BNP2TKI: Polandia Sebagai Negara Potensial Bagi PMI
- Tokoh NTT Menyoroti Persoalan Perdagangan Manusia Berkedok TKI Ilegal
- Jepang Butuh 350 Ribu Pekerja Lulusan SMK, Indonesia Hanya Pasok 100 Ribu