Jika Ditelepon Obama, Ini Sikap Jokowi

jpnn.com - SOLO - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Joko widodo alias Jokowi ditodong pertanyaan tentang sikapnya dalam menghadapi tekanan pemerintah asing jika nanti terpilih menjadi presiden.

Pertanyaan itu diajukan Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Profesor Dimyati dalam acara seminar di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (20/6).

Profesor Dimyati bertanya apa yang akan dilakukan jika Amerika Serikat (AS)meminta Jokowi menjaga perusahaan-perusahaan tambang dan energi mereka di Indonesia.

"Kalau Obama (Presiden AS) telpon Jokowi minta pengawalan kepentingan energi di Indonesia? Gimana itu," tanya Dimyati.

Jokowi pun menanggapi dengan santai pertanyaan tersebut. Capres nomor urut 2 ini mengaku sangat terbuka bekerjasama dengan pihak asing. Asalkan, hal-hal yang diminta mereka tidak bertentangan dengan konstitusi.

"Obama belum tentu juga telpon. Tapi kalau telpon tinggal jawab saja, kekayaan alam digunakan untuk kemakmuran rakyat. Nggak usah takut-takut, menjelaskan itu saja kok," jawab Jokowi.

Gubernur DKI nonaktif ini percaya penjelasannya tersebut akan diterima bahkan oleh negara adidaya seperti AS sekalipun. Pasalnya, semua negara memahami bahwa konstitusi adalah hal yang paling penting.

Lebih lanjut Jokowi menyampaikan, pemerintahannya nanti akan merevisi ulang seluruh kerjasama dengan pihak asing. Jika memang dimungkinkan, ia siap menegosiasi ulang kontrak-kontrak yang dirasa merugikan rakyat.