Jika Gerindra dan Golkar Berkoalisi, Tidak Perlu Pusing Lagi, tetapi Lawannya Berat
jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, 13 Maret 2021, memunculkan spekulasi seputar pencapresan pada Pilpres 2024.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan bila Prabowo-Airlangga berpasangan sebagai cawpres-cawapres pada Pilpres 2024, memiliki peluang menang karena keduanya dari partai yang mempunyai elektabilitas tinggi.
"Kalau Gerindra dan Golkar berkoalisi, sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden untuk mengusung Prabowo-Airlangga," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Kamis (3/6).
Menurutnya, pada Pileg 2019, Gerindra memperoleh 12,57 persen atau 78 kursi di DPR. Sedangkan, Golkar memperoleh 12,31 persen atau 85 kursi.
"Kalau dua partai ini berkoalisi, tidak perlu pusing lagi memperoleh perahu untuk mengusung duet Prabowo-Airlangga," ujar Jamiluddin.
Bahkan, kata dia, tidak menjadi persoalan jika Prabowo sebagai cawapres, Airlangga jadi capres.
Hal itu karena jika dilihat dari Pileg 2019, perolehan suara Gerindra dan Golkar tidak berbeda signifikan.
Namun, kata penulis buku "Perang Bush Memburu Osama" itu, dilihat dari elektabilitas personal, Prabowo jauh mengungguli Airlangga.
Jamiluddin Ritonga menganalisis peluang Gerindra dan Golkar berkoalisi mengusung Prabowo-Airlangga di Pilpres 2024.
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Puluhan Tahun Bereng Prabowo, AKA Yakin Programnya Bersama Ahmad Ali Akan Terealisasi
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng