Jika Kritikan Prabowo Subianto Ngawur, Simpati Publik Turun
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai kritikan-kritikan tajam Prabowo Subianto yang diarahkan ke Presiden Jokowi dapat dibaca sebagai langkah politik.
Ramses menilai Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut terkesan ingin mendapatkan simpati rakyat jelang Pilpres 2019.
"Cuma kalau serangan itu bernada negatif tanpa ada gagasan cerdas, justru akan jadi bumerang," ujar Ramses kepada JPNN, Rabu (4/4).
Pengajar di Universitas Mercu Buana ini khawatir kritikan Prabowo Subianto malah menurunkan simpati publik terhadap mantan Danjen Kopassus tersebut.
"Apalagi jika serangan menggunakan kata-kata yang tak etis untuk konsumsi publik rasional, tentu berisiko malah menurunkan elektabilitas Prabowo," ucapnya.
Saat ditanya seberapa besar peluang "serangan" Prabowo menggerus elektabilitas Jokowi, Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menilai kritikan Prabowo justru meningkatkan kemarahan pendukung Jokowi.
"Malah saya kira berpeluang besar pemilih-pemilih rasional akan meninggalkan Prabowo karena serangan itu tak disertai argumentasi logis serta solusi tepat terkait materi serangan," katanya.
Ramses memperkirakan sekitar 5-10 persen suara pemilih rasional yang selama ini mungkin belum menentukan pilihan, bakal memantapkan pilihan mendukung Jokowi akibat kritikan tajam Prabowo. (gir/jpnn)
Jika kritikan yang disampaikan Prabowo ke Jokowi tanpa disertai argumen logis, maka simpati publik ke mantan Danjen Kopassus itu bakal turun.
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub