Jika Mau Terbaik, PD dan Golkar Berkoalisi
Minggu, 12 April 2009 – 21:39 WIB
Selama hampir empat setengah kepemimpinan Presiden SBY, lanjutnya, sering terjadi wakil presiden terlalu maju dalam berbagai hal sehingga memberikan dampak negatif terhadap efektivitas sistem presidensial. “Ini bisa terjadi karena intitusi kepresidenan tidak solid, satu ke selatan dan satunya lagi ke utara. Untuk lima tahun ke depan, SBY harus didampingi seorang wapres yang benar-benar mendukungnya dan mengerti posisinya sebagai wapres.”
Baca Juga:
Salah satu titik lemah pemerintahan SBY sekarang adalah tidak kunjung munculnya akselerasi kepemimpinan hasil Pemilu 2004 ini. Wapres yang merasa dirinya dari partai besar terkesan agresif hingga nyaris lupa posisi riilnya sebagai wapres, kata Irman.
Demikian juga halanya dalam mempertimbangkan para menterinya di kabinet mendatang. “Kemenangan Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif sesungguhnya suatu amanat dari rakyat bahwa dalam menyusun kabinet SBY tidak wajib lagi menjadikan alasan politis sebagai pertimbangan mendasar untuk menentukan menteri-menterinya. Cari orang-orang terbaik yang profesional di bidangnya dan tidak punya beban politis di pundaknya,” saran Irman.
Senada dengan Irman, Pengamat Politik dari Universitas Paramadhina, Bima Aria Sugiharto mengatakan adalah satu kebutuhan bagi PD untuk berkoalisi dengan partai Golkar agar kembali memenangkan pilpres 2009. “Hanya saja pasangan dimaksud tidak otomatis harus Ketua Umum Golkar.”
JAKARTA - Jika Partai Demokrat (PD) dengan segala kearifan dan kedewasaannya berkenan berkoalisi dengan Partai Golkar (PG) sangat mungkin koalisi
BERITA TERKAIT
- Geram dengan KPK, Megawati: Siapa yang Memanggil Kamu Hasto?
- Setelah Sengketa Pilpres 2024, MK Bersiap Menyidangkan PHPU Pileg
- Apresiasi Putusan MK, AHY: Pimpinan Hadapi Tekanan dan Beban Luar Biasa
- MK Anggap Tidak Ada Keberpihakan Presiden terhadap Prabowo-Gibran
- KPU Bakal Umumkan Hasil Rekapitulasi Setelah Waktu Berbuka
- KPU Upayakan Rekapitulasi Nasional Rampung Sebelum 20 Maret