Jika Punya Malu, Setya Novanto Seharusnya Mundur
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Setara Institute Hendardi menilai, pemeriksaan yang dilakukan Majelis Kehormatan Dewan (MKD) terhadap Ketua DPR Setya Novanto menunjukkan ketidakadilan proses dalam skandal negosiasi Freeport.
"Kegagalan memaksa sidang dilaksanakan secara terbuka dengan alasan-alasan teknis pimpinan sidang dan mekanisme pengambilan keputusan hanyalah kamuflase dari anggota MKD untuk menghindar dari kecaman publik dan hukuman politik," ujar Hendardi, Senin (7/12) malam.
Dia menambahkan, MKD kini telah diambil alih kekuatan dan kedigdayaan politik Setya Novanto.
"MKD masuk angin, sidang tertutup diklaim atas permintaan Novanto dan menunjukkan bahwa Novanto tidak memiliki etika kenegarawanan. Tidak pantas duduk sebagai ketua DPR," kata Hendardi.
Menurut Hendardi, Novanto seharusnya mundur jika punya malu. Sayangnya, para pendukung Novanto malah menghalalkan segala cara untuk pria asal Bandung tersebut.
"Untuk menghindari putusan yang lebih buruk dan kemarahan publik, KPK dan Polri tidak bisa hanya menunggu. Dugaan tindak pidana permufakatan jahat, pemerasan/penipuan dan gratifikasi, bisa menjadi dasar KPK/Polri bekerja," ujar Hendardi. (gir/jpnn)
JAKARTA - Ketua Setara Institute Hendardi menilai, pemeriksaan yang dilakukan Majelis Kehormatan Dewan (MKD) terhadap Ketua DPR Setya Novanto menunjukkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Anak Buah Prabowo Ini Sebut Ibu Kota Negara Masih DKI Jakarta
- Pernyataan Terbaru Mendikdasmen Abdul Mu'ti soal Kenaikan Gaji, Honorer Bisa Senang
- Cara Indonesia Re Membangun Budaya Integritas dan Akuntabel
- Wujudkan Ruang Ibadah yang Nyaman, NIPPON PAINT Percantik 51 Musala di Jateng
- Kemendagri Bikin Acara Identitas Kependudukan Digital Sejalan dengan Asta Cita Prabowo
- Usut Kredit Fiktif Rp220 M, KPK Panggil Pihak BPR Bank Jepara Artha