Jika Tak Dikontrol, Rokok Elektrik Ancam Petani Tembakau
Secara terpisah, Pimpinan Ponpes Nurul Madinah NU Kuripan Lombok Barat TGH Subki Al Sasaki mengatakan, rokok elektrik menjadi bagian dari perkembangan teknologi yang secara nyata memiliki dua sisi yang kadang berlawanan.
"Satu sisi teknologi ini bagus. Misalnya teknologi komunikasi yang makin berkembang. Di lain sisi, misalnya rokok elektrik, ini kan justru membentangkan problematika yang belum tuntas," katanya.
Menurutnya, kondisi ini yang dialami oleh petani tembakau yang ada di NTB yang kini harus berhadapan dengan rokok elekrik yang sedang menjadi tren di kalangan milenial.
Rokok elektrik, kata dia, sudah mulai merambah ke semua pasar dan dijadikan gaya kini dalam pergaulan.
Di sisi lain, kehadiran rokok elektrik ini berdampak signifikan terhadap laju harapan para petani tembakau khususnya yang ada di NTB.
"Para petani tembakan di NTB mendapat tantangan tersendiri. Khususnya Lombok Timur dan Loteng yang memang dikenal sebagai penghasil tembakau," tukasnya.
Menurut TGH Subki, tantangan seperti ini harus bisa diminimalkan oleh pemerintah khususnya pemprov.
"Karena rokok elektrik ini juga kadar penyakitnya belum kita tahu sehingga pemerintah harus segera ambil tindakan," tegasnya.
Ketua Serikat Tani Nasional (STN) Nusa Tenggara Barat Irfan mengatakan, pertumbuhan rokok elektrik di tengah situasi yang liberal tidak hanya menguntungkan negara dan pemerintah daerah, tetapi juga memangkas kebutuhan pasar tembakau.
- Tanggapi Polemik Rancangan Permenkes Kemasan Seragam, DPR: Lindungi Tenaga Kerja dan Petani Tembakau
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- APTI Anggap PP 28/2024 dan RPMK Membunuh Petani Tembakau
- PD FSP RTMM-SPSI DIY Punya 3 Rekomendasi untuk Calon Kada di Kulon Progo
- Polemik Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek, APTI: Petani Tembakau Kena Dampak Negatif
- APTI Desak Kemenkes Cabut Rancangan Permenkes Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek