Jika Tak Dikontrol, Rokok Elektrik Ancam Petani Tembakau
Ketua HIPMI NTB Sawaludin mengatakan, rokok elektrik hanya sebagian kecil dari masalah pertembakauan di NTB.
"Saya tidak memungkiri, rokok elektrik memang memengaruhi petani tembakau kita dalam jangka panjang. Namun, ini hanya bagian kecil dari masalah yang ada," kata Awenk.
Saat ini saja, kata dia, di saat petani tembakau di Lombok meraih produksi yang melimpah, ternyata serapan pasar sangat kurang. Hal ini diduga adanya praktik permainan oknum perusahaan gudang tembakau yang ada.
Menurut Awenk, untuk mengatasi masalah ini pemerintah daerah dalam hal ini Pemprov NTB harus berani menarik investor masuk untuk membangun pabrik rokok di Lombok ini.
Industrialisasi yang digaungkan dalam program Pemprov NTB tidak sekadar industri kecil berbasis UMKM, tetapi harus lebih besar.
"Untuk tembakau, kita jelas sudah ada potensi. Sekarang bagaimana pemprov bisa mengajak para investor untuk membangun pabrik rokok di Lombok. Supaya mata rantai pemasaran dan distribusi ini tidak terlalu panjang," katanya. (jos/jpnn)
Ketua Serikat Tani Nasional (STN) Nusa Tenggara Barat Irfan mengatakan, pertumbuhan rokok elektrik di tengah situasi yang liberal tidak hanya menguntungkan negara dan pemerintah daerah, tetapi juga memangkas kebutuhan pasar tembakau.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tanggapi Polemik Rancangan Permenkes Kemasan Seragam, DPR: Lindungi Tenaga Kerja dan Petani Tembakau
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- APTI Anggap PP 28/2024 dan RPMK Membunuh Petani Tembakau
- PD FSP RTMM-SPSI DIY Punya 3 Rekomendasi untuk Calon Kada di Kulon Progo
- Polemik Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek, APTI: Petani Tembakau Kena Dampak Negatif
- APTI Desak Kemenkes Cabut Rancangan Permenkes Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek