Jika Tidak Naikkan Harga BBM, Pertamina Dinilai Bakal Makin Merugi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat energi Inas Nasrullah Zubir menilai Pertamina harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebab, jika tidak menaikkan harga BBM, BUMN energi tersebut bakal menanggung kerugian cukup besar akibat lonjakan harga minyak dunia.
Seperti diketahui, harga minyak dunia memang meroket sejak Maret 2021. Bahkan pada periode Mei 2021 harga minyak di atas USD 60 per barel.
Minyak mentah WTI dijual USD 65 per barel dan Brent USD 68 per barel. Padahal, harga minyak mentah pada Juni 2020 masih di bawah USD40 per barel.
“(Pertamina) harus (menaikkan harga BBM). Karena sejak tiga bulan terakhir, Pertamina menanggung kerugian cukup besar akibat penjualan BBM," ujar Inas.
Oleh karena itu, Inas meminta pemerintah agar segera bertindak dengan menyesuaikan harga BBM yang baru.
Pemerintah, lanjutnya, harus segera menentukan harga BBM untuk menyesuaikan dengan harga MOPS tiga bulan terakhir. “Kalau tidak, Pertamina akan semakin merugi,” tegas Inas.
Terkait kerugian Pertamina, Inas mencontohkan Pertamax yang dijual di SPBU Jawa-Bali Rp 9.000 per liter. Menurut mantan anggota Komisi VII DPR ini dengan harga jual tersebut, sebenarnya Pertamina sudah merugi Rp1.810 per liter.
Pemerintah harus segera menentukan harga BBM untuk menyesuaikan dengan harga MOPS tiga bulan terakhir.
- Daur Ulang Minyak Jelantah, Pertamina Patra Niaga Luncurkan Green Movement UCO
- Jelang Nataru, Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Tinjau Terminal BBM & LPG di Banten
- Jaga Kelancaran Pasokan Energi Selama Nataru, PIS Siapkan 326 Armada Tanker
- Pertamina Dukung Festival Ciliwung 2024 sebagai Komitmen pada Keberlanjutan Lingkungan
- Pertamina Siap Layani Masyarakat Saat Nataru 2024-2025
- Harga BBM Tidak Naik Meski Ada PPN 12 Persen