Jika Tidak Protes ke Singapura Soal Pengusiran UAS, Kemenlu Dinilai Melecehkan Konstitusi
jpnn.com, JAKARTA - Mujahid 212 Damai Hari Lubis mengingatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk segera mengambil sikap tegas terhadap pengusiran Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Singapura.
"Semestinya secara resmi Pemerintah RI sekurangnya protes keras terhadap Singapura melalui Dubes negara tersebut di Jakarta," kata Damai Hari Lubis melalui keterangannya, Rabu (18/5).
Dia menegaskan jika hal itu tidak dilakukan, Kemenlu justru dinilai melecehkan konstitusi negara ini.
"Jika tidak dilakukan oleh Kemenlu, sama dengan sengaja ingin melecehkan atau merendahkan sistem hukum nasional, yakni Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, dan Undang-undang Nomor 39 tentang HAM, serta konstitusi dalam hal ini UUD 1945," tegasnya mengingatkan.
Sebelumnya, otoritas Singapura melarang UAS masuk ke wilayah negara itu pada Senin (16/5).
Awalnya, pihak negara yang berbatasan dengan Batam itu tidak memerinci alasan melarang masuk UAS.
Namun, adanya Nota Diplomatik yang diajukan Kemenlu RI membuat pemerintah Singapura membeberkan alasan menolak masuk UAS ke negara tersebut.
Otoritas Singapura kemudian menyebut melarang masuk UAS dengan alasan bahwa alumnus Universitas Al-Azha Mesir itu dianggap sebagai penceramah yang menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan. (mcr8/jpnn)
Mujahid 212 Damai Hari Lubis mendesak Kemenlu segera bersikap tegas dengan melayangkan protes ke pemerintah Singapura terkait pengusiran UAS dari negara itu
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Kenny Kurnia Putra
- Paulus Tannos Buronan Korupsi e-KTP Masih Berstatus WNI
- Apa Kendala Proses Ekstradisi Paulus Tannos dari Singapura ke Indonesia
- Hadiri Ultah Anak Dokter Ayu, UAS Ingatkan Penting Mensyukuri Nikmat
- Liburan Imlek, Ini 7 Rekomendasi Kegiatan Seru di Singapura
- Kemenlu Sudah Berupaya Memulangkan Empat WNI Disekap, Tetapi Masih Buntu
- Indonesia-Singapura Lanjutkan Kerja Sama untuk Investasi hingga Tenaga Kerja