Jika Vaksinasi Efektif, Australia Bisa Buka Perbatasan Lebih Awal
Pihak terkait mengatakan vaksinasi akan mencegah seseorang sakit atau sekarat akibat COVID-19, namun belum diketahui seberapa efektif dalam mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Penelitian pada Universitas Oxford belum lama ini menemukan bahwa vaksin buatan AstraZeneca tidak hanya mampu mencegah penyakit parah, tetapi juga mengurangi penularan virus sekitar 67 persen.
Regulator medis Australia telah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer, sementara vaksin AstraZeneca diharapkan akan diberi lampu hijau dalam beberapa minggu ke depan.
Perdana Menteri Scott Morrison menyebutkan pembukaan perbatasan akan bergantung pada kemanjuran vaksin, meski dia tidak dapat menetapkan kapan hal ini bisa dilakukan.
"Jika memang bisa menghentikan transmisi dari satu orang ke orang lain, hal itu bisa menjadi penentu. Cuma memang butuh waktu untuk membuktikan," katanya.
Profesor Murphy menegaskan prioritas Pemerintah Australia saat ini adalah mencegah agar rakyat tidak sakit akibat COVID-19, barulah mengevaluasi data vaksinasi.
Photo: Sekjen Depkes Australia Profesor Dr Brendan Murphy menyatakan hasil vaksinasi COVID-19 akan menentukan kapan perbatasan Australia bisa dibuka kembali. (AAP: Lukas Coch)
Ia menyebutkan bukti-bukti awal dalam vaksinasi di Inggris menunjukkan dampak signifikan dalam mencegah penularan virus.
Australia bisa membuka perbatasan internasionalnya lebih awal, apabila jika program vaksinasi COVID-19 terbukti efektif dalam mencegah penularan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata