JK: 4 Konstitusi yang Pernah Dipakai Indonesia, Mukadimahnya Sama
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyebut Indonesia telah melewati empat jenis konstitusi sejak merdeka pada 17 Agustus 1945. Indonesia pernah memakai UUD 1945, UUD Sementara RIS pada 1950, UUD Sementara RI pada 1950, dan UUD 1945 hasil amandemen.
"Jadi negara sudah hidup dengan empat macam konsitusi," kata JK ketika berpidato di acara Peringatan Hari Konstitusi yang diselenggarakan MPR di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (18/8).
Meski melalui empat konstitusi, tujuan berdirinya negara tidak pernah berubah. Menurut JK, empat konstitusi yang pernah dipakai Indonesia itu memiliki mukadimah yang sama.
"Mukadimahnya enggak berubah. Kenapa enggak berubah? Sebab itu ialah dasar dan tujuan. Tercantum dasar dan tujuan kita bernegara. Itu yang tidak berubah," ucap JK.
JK menjelaskan, tujuan bernegara itu memiliki dasar kuat yakni Pancasila. Sesuai Pancasila, tujuan negara itu yakni mewujudkan negara adil dan makmur melalui proses mencerdaskan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan turut dalam perdamaian dunia.
BACA JUGA: Mendikbud Muhadjir: Coba Tengok Guru Honorer, Gajinya Kecil Tanpa TPG
"Itu tidak berubah, tidak ada yang berani dan tidak perlu berubah. Dasar dan tujuannya," ucap pria Sulawesi Selatan itu.
JK pun menegaskan, ke depan konstitusi negara bisa saja berubah dan diamandemen. Namun, tujuan Indonesia bernegara tidak boleh mengalami perubahan.
Berkaitan dengan Hari Konstitusi, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, empat konstitusi yang pernah dipakai Indonesia itu memiliki mukadimah yang sama.
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten