JK: Anak Saya Bingung Orang Apa

jpnn.com - TERNYATA, pernikahan merupakan salah sebab berkurangnya jumlah suku di Indonesia. Ya, meski pernikahan berpotensi menambah keturunan, itu bisa pula mengurangi jumlah suku.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku mengalami hal tersebut. Dia berasal dari suku Bugis. Sementara itu, sang istri, Mufidah JK, merupakan kelahiran Sibolga, tetapi keturunan Minang.
’’Saya orang Bugis, istri orang Minang. Anak saya bingung orang apa,’’ ujar JK saat menghadiri musyawarah masyarakat adat Batak di tepi Danau Toba, Simalungun, Sabtu (30/7).
Namun, ucap JK, itu masih belum seberapa. Yang lebih bingung lagi adalah cucunya. ’’Sebab, bapaknya orang Jawa,’’ ungkap JK disertai iringan tawa hadirin. ’’Akhirnya, dia orang Indonesia asli,’’ imbuh JK, lantas tertawa.
Meskipun begitu, akulturasi budaya tersebut harus dibarengi dengan semangat untuk tetap memiliki dasar budaya yang kuat.
Sebab, itu akan membuat seseorang lebih mempunyai semangat hidup. ’’Karena semua ingin punya identitas,’’ tutur pria yang memiliki latar belakang saudagar tersebut.
Yang lebih penting lagi, perbedaan suku bangsa itu jangan sampai membuat perpecahan. Hal tersebut malah harus disyukuri sebagai bentuk saling melengkapi untuk membangun dan mempertahankan Indonesia. (jun/c20/agm)
TERNYATA, pernikahan merupakan salah sebab berkurangnya jumlah suku di Indonesia. Ya, meski pernikahan berpotensi menambah keturunan, itu bisa pula
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 28 RT Terendam Banjir Kali Ciliwung, Paling Banyak di Jaksel, Ini Daftarnya
- 5 Berita Terpopuler: Fakta Terungkap, Guru Beserdik Degdegan Tak dapat TPG, tetapi Honorer Masih Terima Haknya
- Bukan Hanya Guru Honorer yang Tunjangannya Naik 100%, Alhamdulillah
- Pegadaian Turut Wujudkan Keberlanjutan Energi & Air Bersih di Batam
- BPS Ungkap Penyebab Turunnya Angka Penumpang Angkutan Udara di Kepri
- Koalisi Sipil Yakin Kepemimpinan Baru di Pertamina Bisa Perbaiki Tata Kelola Perusahaan