JK: Beda Partai Nasionalis dan Agamis Kian Tipis
Rabu, 11 Maret 2009 – 21:30 WIB
Ia pun berharap agar pelaksanaan Pemilu 2009 bisa berjalan damai dan menghasilkan pemerintahan yang kuat. ”Kita harus bisa memetik pelajaran dari beberapa negara lain, yang kerap terjadi aksi saling menggulingkan hanya karena ingin merebut kekuasaan, tanpa menghiraukan demokrasi,” kata JK yang juga menjabat wakil presiden itu.
Baca Juga:
JK kemudian memberi contoh peristiwa yang terjadi di negara Thailand, yang setiap 6 bulan sekali, karena terjadi aksi saling menjatuhkan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. “Kita boleh berbeda pandangan. Namun perbedaan itu jangan sampai membuat perbedaan itu menjadi aksi saling menjatuhkan. Sehingga pemerintahan tidak bisa efektif dan berjalan sesuai dengan amanat rakyat, selama lima tahun,” tegasnya.
Dalam kesempatan sama, tokoh agama Syafii Maarif menilai politisasi agama saat ini terjadi karena banyak elit politik yang mempolitisir agama untuk kepentingan mengapital massa. Hal ini menyebabkan agama menjadi aspirasi dan tidak lagi berfungsi sebagai inspirasi etika dan estetika. “Gejala politisi jadi broker ini mewabah di semua partai,” tegas Buya, sapaan akrab Syafii Ma'arif.
Menurut Buya, pidato Soekarno yang menegaskan bahwa tidak akan ada lagi rakyat miskin setelah kemerdekaan ternyata tidak jadi kenyataan. “Yang salah itu bukan pidato dan keyakinan Soekarno. Kenyataan setelah kemerdekaan masih banyak rakyat yang miskin disebabkan karena elit politik sudah berubah fungsi jadi broker. Mestinya politisi dan politik itu mendatangkan kesejahteraan umum masyarakat,” tegas Buya.
JAKARTA - Dikotomi antara partai berbasis agama dengan partai nasionalis sudah sangat tipis. Hal itu terlihat dari komposisi calon legislatif (caleg),
BERITA TERKAIT
- Dukung Aksesibilitas IKN, ASDP Resmi Terapkan e-Ticketing di Pelabuhan Penajam
- KPK Telah Tetapkan Tersangka dari Kasus Dugaan Korupsi yang Menyeret eks Gubernur Kaltim, Siapa?
- Perinma Berharap Tidak Ada Pihak yang Politisasi dan Manfaatkan Isu Internal Kadin
- Kematian Afif Maulana, Irjen Suharyono Tunggu Hasil Autopsi dari Jakarta
- Kasus 7 Mayat di Kali Bekasi, Kombes Dani Akui Ada Tembakan
- Ini Info dari Jubir KPK Masalah Jet Pribadi Kaesang