JK: Beda Partai Nasionalis dan Agamis Kian Tipis
Rabu, 11 Maret 2009 – 21:30 WIB
Rakyat miskin, lanjutnya, bukanlah semata itu salah rakyat. tapi lebih disebabkan karena pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Tidak ada lagi pemimpin era sekarang yang berfikir negarawan. Semua berfikir instan dan jangka pendek, tegasnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Romo Benny A Susetyo. “Yang ada sekarang justru premanisme dan politisi. Dua makhluk ini bertransaksi dan tidak ada lagi politik berfungsi sebagai instrumen untuk kesejahteraan rakyat,” ulasnya.
Sama halnya JK, Romo Benny juga sependapat bahwa agama saat ini bukan lagi berpotensi sebagai konflik politik. Menurut dia potensi konflik itu ada di KPU dan internal partai itu sendiri.
Sementara Pdt. Richard M. Daulay memperingatkan agar politisi tidak bernasib sama dengan Presiden Bush yang dilempari sepatu, maka para politikus jangan mempolitisi agama.
JAKARTA - Dikotomi antara partai berbasis agama dengan partai nasionalis sudah sangat tipis. Hal itu terlihat dari komposisi calon legislatif (caleg),
BERITA TERKAIT
- Presiden Jokowi: Indonesia Mengutuk Keras Serangan Israel ke Lebanon
- UBK Ajak Gen Z Membangun Bangsa Berlandaskan Pancasila
- Dukung Aksesibilitas IKN, ASDP Resmi Terapkan e-Ticketing di Pelabuhan Penajam
- KPK Telah Tetapkan Tersangka dari Kasus Dugaan Korupsi yang Menyeret eks Gubernur Kaltim, Siapa?
- Perinma Berharap Tidak Ada Pihak yang Politisasi dan Manfaatkan Isu Internal Kadin
- Kematian Afif Maulana, Irjen Suharyono Tunggu Hasil Autopsi dari Jakarta