JK Bilang Golkar Masih Tangguh
Jumat, 19 Desember 2008 – 19:15 WIB
JAKARTA--Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla menegaskan, pemilih pada pemilu mendatang, masih lebih cenderung memilih terkait dengan kepentingannya. Subjektifitas pemilih ini menjadi pintu parpol untuk meraih banyak dukungan. "Saya yakin pemilih masih begitu. Makanya, Golkar harus bisa menjawab kepentingan masyarakat banyak kalau ingin dipilih orang banyak," tegas JK disela-sela Diskusi Akhir Tahun Partai Golkar bertajuk 'Parpol : Keterbukaan dan Seleksi Nasional', di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat 19 Desember. Cara tersebut sekaligus ditegaskan JK sebagai salah satu jalan keluar dari tiga jepitan politik yang mengungkungi Golkar. "Soal jepitan politik itu, Golkar pasti akan temukan jalan keluarnya," tambah JK.
Sebelumnya, pengamat politik Eep Syaifullah Fatah mengungkap tiga jepitan politik yang bisa menghadang kesuksesan Golkar pada pemilu mendatang. Ketiga kondisi tersebut antara lain, Golkar berada pada posisi yang tidak semnguntungkan PDI-P dan Partai Demokrat.
Baca Juga:
Jika pemerintah dianggap gagal maka yang mendapat keuntungan adalah PDI-P, sebaliknya jika sukses keuntungan lebih banyak diraih oleh Demokrat. Selain itu, pembahasan capres yang diputuskan setelah pemilu legislatif membuat Golkar terjepit waktu untuk memenangkan pilpres,dengan siapapun calonnya. Kondisi ketiga adalah banyaknya kader Golkar yang siap maju jadi capres, sehingga berpotensi memcah soliditas Golkar. (ysd)
JAKARTA--Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla menegaskan, pemilih pada pemilu mendatang, masih lebih cenderung memilih terkait dengan kepentingannya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 1,7 Juta Honorer Database BKN Dipastikan Dapat NIP PPPK & Paruh Waktu, Masih Berlaku?
- Kediaman Hasto Digeledah KPK, Said PDIP Singgung Asas Praduga Tak Bersalah
- Biaya Ibadah Haji Turun, Sekjen PKB: Kualitas Pelayanan Jangan Menurun
- PB Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia Berpartisipasi Dalam Pembangunan Kesehatan
- Agung Laksono Kritik Proses Pemilihan Ketum PMI
- Puluhan Ribu Konten Promosi Produk Kecantikan dan Makanan Ilegal Dihapus