JK Bisa Jadi Penyejuk di Partai Golkar
jpnn.com - GONJANG-ganjing kepemimpinan Aburizal Bakrie alias Ical di Partai Golkar semakin ramai diperbincangkan. Apalagi, partai berlambang beringin itu kembali keok dalam pertarungan di pemilihan presiden karena mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Beberapa kader pun terus mendesak agar Munas IX Golkar diselenggarakan sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) pada Oktober tahun ini. Disebut-sebut tujuannya untuk melengserkan Ical dari kursi ketua umum. Tentu saja Ical mengabaikan permintaan itu. Dalam beberapa kesempatan, Ical menyebut pihak-pihak yang meminta Munas 2014 tak punya hak suara.
Menanggapi Ical yang cuek, Ketua Pusat Kordinator Eksponen Ormas Tri Karya Golkar (EO-TKG) Zainal Bintang, menyebut sang ketum tengah panik dan frustasi. Menurutnya, Ical melakukan berbagai cara mempertahankan kepemimpinannya di partai berlambang beringin itu.
Zainal Bintang pun tetap berkeinginan agar Munas diselenggarakan sesuai AD/ART. Bintang dan sejumlah tokoh senior Golkar lain, seperti Suhardiman, Waketum Golkar Agung Laksono serta sejumlah nama lain, mendorong agar Munas IX dilaksanakan 5-8 Oktober 2014. Alasannya, Munas VIII Golkar di Pekanbaru berlangsung 5-8 Oktober 2009.
Namun hasrat tokoh-tokoh Golkar sepertinya tak akan berjalan mulus. Apalagi Ical telah mengumpulkan 30 pimpinan DPD I Golkar se-Indonesia di rumah kediamannya Senin (25/8) dan meminta dukungan agar Munas IX dilaksanakan tahun depan.
Lantas bagaimana sikap Zainal Bintang atas kengototoan sang ketum? Apakah akan menyerah atau terus berjuang agar Munas bisa terlaksana tahun ini? Berikut wawancara wartawan JPNN, M Fathra Nazrul Islam dengan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR itu, Kamis (28/8) di Jakarta.
Aburizal Bakrie mengabaikan suara kader Golkar agar Munas dipercepat, dengan alasan kader yang meminta Munas 2014 tidak punya hak suara. Bagaimana menurut anda?
Sikap Ical itu menyentuh dua hal. Pertama dia menganggap remeh permintaan itu, dengan mengatakan bahwa, yang mendorong Munas 2014, itu bukan pemilik suara. Kedua Ical berpegang pada rekomendasi Munas Pekanbaru VIII Golkar di Pekanbaru (5-8 Oktober 2009), yang terdiri dari 10 poin. Point kelima menyebutkan, "apabila dipandang perlu Munas diadakan tahun 2015".