JK dan Petinggi Bank Dunia Mengevaluasi Perkembangan Ekonomi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan pertemuan dengan sejumlah petinggi Bank Dunia (World Bank) hanya perjumpaan biasa yang dilakukan berkala setiap tiga bulan sekali. Meski begitu, dia mengakui pertemuan tersebut membahas laporan tentang evaluasi ekonomi.
“Itu hal biasa membahas laporan tentang evaluasi ekonomi. Biasa itu, tiap tiga bulan dia datang ke saya diskusi tentang keadaan,” kata JK kepada wartawan di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (20/3).
JK menjelaskan berbagai hal terkait keadaan yang dibahas dalam pertemuan itu, misalnya kemiskinan dan pembangunan.
Menurut JK, banyak hal yang disampaikan World Bank mengenai keadaan Indonesia. “Iya, banyak, hampir sama yang kita (Indonesia) kerjakan. Perbaikan investasi, perbaikan kesehatan, pendidikan bersama. Hanya evaluasi,” ungkap JK.
Dia menambahkan, World Bank juga memberikan evaluasi tentang keadaan ekonomi Indonesia dari seluruh divisi penglihatan mereka. Dia menegaskan Indonesia tidak mendapat penilaian merah dari World Bank. “Tidak, tidak dapat merah,” ujarnya.
Lebih lanjut, JK berharap mengenai pertumbuhan ekonomi nasional lebih baik dari tahun lalu. Wapres mengambil indikasi kalau PPN lebih tinggi berjalan berarti ekonomi meningkat.
“Iya itulah kalau PPN naik berarti konsumsi bisa naik. Karena itu PPN berbayar daripada transaksi,” katanya.
JK mengatakan saat disinggung soal ATM skimming yang menjadi masalah belakangan ini, World Bank sangat memahami adanya kelemahan teknologi dan informasi yang ada. JK menegaskan kejahatan itu sangat meresahkan. “Itu murni sangat kriminal,” tegasnya.
Wapres Jusuf Kalla mengatakan World Bank sangat memahami adanya kelemahan teknologi dan informasi yang ada. JK menegaskan ATM skimming sangat meresahkan.
- Alhamdulillah, Anggaran Kredit Investasi Padat Karya Mencapai Rp 20 Triliun
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- Banggar DPR RI Minta Pemerintah Menyiapkan 9 Langkah Setelah PPN 12 Persen Berlaku
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis