JK: Kebijakan Ekonomi yang Salah Picu Konflik Sosial
Senin, 03 Oktober 2011 – 19:19 WIB

JK: Kebijakan Ekonomi yang Salah Picu Konflik Sosial
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menegaskan konflik sosial yang terjadi sekarang ini merupakan konflik horizontal antara masyarakat dengan masyarakat. "Untuk menghentikannya perlu dicari akar masalah, pemicunya, jenis kejadian, penyelesaian masalah dan cara pembenahan daerah konflik," Kata JK, saat rapat dengan Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD), komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (3/10). "Dari 15 konflik itu, 10 kasus terjadi karena adanya ketidakadilan, dua yang bersifat ideologis, dua yang bersifat separatisme, dan satu yang bersifat politik," imbuhnya.
Menurut JK, sebagian besar konflik yang terjadi disebabkan karena ketidakadilan. ”Semua bertumpu pada kebijakan ekonomi, kalau kebijakan ekonomi baik maka potensi pemberontakan yang muncul kecil. Demikian sebaliknya, jika kebijakan ekonomi kurang baik maka muncul konflik sosial,” tegas mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Baca Juga:
Lebih lanjut Jusuf Kalla mengungkap fakta bahwa selama 60 tahun Indonesia merdeka, telah terjadi 15 konflik besar. Konflik besar itu mulai dari pemberontakan PKI di Madiun 1948, kemudian RMS tahun 1951, pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh, PRRI Permesta, kemudian G 30 S/PKI dan selanjutnya menyusul konflik di Timtim, Papua, Poso dan Ambon.
Baca Juga:
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menegaskan konflik sosial yang terjadi sekarang ini merupakan konflik horizontal antara masyarakat
BERITA TERKAIT
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Hadirkan Poliklinik Women & Children, RS Mitra Keluarga Bekasi Janjikan Layanan Komprehensif
- Berdialog dengan Fadli Zon, Putu Rudana: Seni Budaya Harus Jadi Mercusuar Bernegara
- Sumber Air Bersih Warga Merapi Barat Lahat Hilang Akibat Limbah Tambang
- Kemenhan Tetapkan 787 PNS dan PPPK Jadi Komponen Cadangan, Untuk Apa?
- PPPK juga Menjadi Komcad, Harus Siap Digerakkan Kapan Saja