JK: Konflik Terjadi Karena Ketidakadilan
Selasa, 14 Juni 2011 – 20:01 WIB
Yudi Latief menjelaskan nilai-nilai Pancasila tidak mudah diterima masyarakat karena adanya pemaksaan nilai oleh rezim Orde Baru (Orba). Kata dia, Orba menempatkan negara dengan hegemoni kuat dengan pendekatan vertikal. "Sekarang tidak boleh lagi, pendekatannya harus horizontal. Semua stakeholders harus terlibat. Ulama, tokoh pemuda, pendeta harus menjelaskan tentang nilai-nilai Pancasila," katanya.
Pancasila kata Yudi lebih dikultuskan tapi tidak dipahami secara ilmiah. Makanya kata dia, untuk mengamalkan ajarannya, Pancasila harus dipahami secara ilmu sehingga bisa diamalkan.
Sementara itu, Bejo Rudiantoro mengatakan terjadinya ketimpangan dan penerapan nilai Pancasila karena gagal ditransformasikan dalam konstitusi negara. "Amandemen telah menghapus penjelasan ke dalam konstitusi negara. Pancasila kini terasa dalam ruang hampa," tukasnya.
Masih menurut Bejo, dalam amandemen Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi antara pembukaan dan batang tubuhnya seakan terpisah sehingga DPR yang merumuskan Undang-undang tidak lagi memperhatikan ajaran Pancasila. "DPR ke depan harus memperhatikan nilai Pancasila dalam merumuskan Undang-undang," ujarnya. (awa/jpnn)
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Keenam, Jusuf Kalla (JK) mencatat terjadi 14 konflik besar di Indonesia karena lemahnya pengamalan nilai-nilai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- CPNS dan PPPK Daerah Ini Terima SK, Selamat ya
- Komnas HAM Klarifikasi Polda Jateng soal Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMK
- PW GPII Gelar Aksi Demonstrasi, Begini Tuntutannya
- Makam Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Sudah Digali
- Soal Ojol Tak Diberi Subsidi BBM, Menteri Bahli Merespons Begini
- Chandra Asri dan Rumah Atsiri Edukasi Pengelolaan Sampah Personal Care