JK Serang Iklan Pilpres 1 Putaran
Demokrasi Tak Bisa Diukur dengan Uang
Kamis, 02 Juli 2009 – 20:55 WIB

JK Serang Iklan Pilpres 1 Putaran
JAKARTA - Calon presiden Muhammad Jusuf Kalla secara terang-terangan mengecam iklan pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran yang dikampanyekan oleh calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) demi menghemat dana Rp 4 triliun. Pernyataan JK ini jelas mengundang tepuk tangan pendukungnya. Muka SBY yang disorot secara langsung oleh kamera RCTI terlihat masam. Namun, SBY kemudian ikut bertepuk tangan. Hanya saja, penjelasan JK tak bisa dilanjutkan karena waktu pemaparan sudah habis. Selanjutnya, sang moderator Dr Pratikno langsung mengambil alih acara tersebut.(sid/JPNN)
Dalam sesi pemaparan visi-misi debat capres 2009 di Balai Sarbini, JK menegaskan jangan pernah menilai demokrasi dengan uang. "Pak SBY, iklan Bapak (mengenai) pemilihan presiden satu putaran, dengan alasan hemat Rp 4 triliun itu artinya demokrasi dipandang dalam uang," kata JK dalam debat capres yang disiarkan secara langsung oleh stasion RCTI, Kamis (2/7).
Baca Juga:
JK menjelaskan, anggaran untuk pemilu dan pilpres ini sejak awal sudah diciutkan menjadi Rp 25 triliun. Karena itu, angka Rp 4 triliun untuk sebuah putaran adalah angka wajar. Sehingga, bagi JK, pemikiran yang menghitung demokrasi dalam ukuran uang seperti itu bisa berbahaya. "Saya mohon maaf, nanti 2014, saya khawatir ada iklan lanjutkan terus tanpa pilpres demi menghemat Rp 25 triliun," ungkapnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Calon presiden Muhammad Jusuf Kalla secara terang-terangan mengecam iklan pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran yang dikampanyekan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada
- Bahlil Digugat ke Mahkamah Golkar Gegara Ganti Ketua DPR Papua Barat Daya Tanpa Prosedur
- Soedeson Soroti Eksekusi Rumah Warga di Bekasi, Penegak Hukum Diduga Langgar Prosedur
- Polemik Band Sukatani soal Lagu Bayar Polisi, Dewi Juliani: Itu Kritik yang Harus Diterima
- Pakar Sebut Gap Politis Bikin Prabowo & Megawati Sulit Bertemu
- Rano Karno Bakal Hadiri Retret Kepala Daerah, Berangkat ke Magelang Malam Ini