Jo Disinyalir Belajar Merakit Bom dari Pelaku Bom Bali I

jpnn.com - JAKARTA - Tersangka kasus pengeboman Gereja Oikumene, Samarinda, Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia, 32, merupakan orang lama di dunia terorisme.
Jo bahkan pernah belajar merakit bom di Aceh.
"Pelaku belajar merakit bom di Aceh dari 2009 sampai 2011," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli di gedung Divisi Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/11).
Jika merujuk pada tahun dan daerah itu, Boy berspekulasi, Jo belajar merakit bom dari pentolan Jamaah Islamiyah (JI) Djoko Pitono alias Dulmatin.
Dulmatin diketahui pelaku aksi teror yang meledakkan dua diskotek di Bali pada 12 Oktober 2002 yang populer dikenal dengan nama Bom Bali I.
"Kalau lihat dari waktunya, grupnya Dulmatin. Kalau dilihat waktunya itu ya," ujar Boy.
Boy melanjutkan, Jo sudah merencanakan aksinya sejak Jumat (11/11). Narapidana kasus bom buku di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur pada 15 Maret 2011 itu, merakit bom molotov di sebuah rumah yang dulunya berfungsi sebagai masjid.
"Pelaku merakit (bom) di rumahnya di belakang masjid tanpa nama di Jalan Ciptomangunkusumo. Dilakukan sendiri selama tiga hari," jelas Boy.
JAKARTA - Tersangka kasus pengeboman Gereja Oikumene, Samarinda, Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia, 32, merupakan orang lama di dunia terorisme.
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi
- Menyambut Thudong 2025 di PIK Bukan Ritual Semata, Melainkan Pengalaman Jiwa
- Yohanes Bayu Tri Susanto Jadi Pengusaha Sukses yang Rendah Hati
- Revisi UU ASN Mengubah Tenggat Penyelesaian Honorer?