Jo Disinyalir Belajar Merakit Bom dari Pelaku Bom Bali I
Bahan baku merakit bom molotov pun, menggunakan alat rumah tangga seadanya. Makanya, hasil ledakannya dikategorikan berdaya ledak rendah.
"Bahan-bahan yang digunakan dalam merakit bom adalah pupuk, belerang, arang, cuka, dan alkohol 70 persen. Bahan-bahan tersebut umumnya bisa didapat di pasaran," jelas mantan Kapolda Banten ini.
Setelah bom dirakit, Jo menyambangi Gereja Oikumene, Samarinda, yang lokasinya terletak cukup dekat dari rumahnya.
"Pada Minggu, 13 November yang bersangkutan mendatangi TKP kemudian melemparkan bom tersebut di halaman rumah ibadah," jelas Boy.
Empat balita menjadi korban dalam ledakan itu.
Setelah kejadian itu, Jo pun ditangkap warga setempat dan digiring ke Polres Samarinda.
Setelah itu, polisi langsung menyambangi rumah Jo dan menyita sejumlah barang-barang milik pria yang juga terlibat dalam kasus ledakan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang pada Maret 2011.
Antara lain beberapa barang diamankan untuk dilakukan pemeriksaan seperti laptop, handphone, dan dokumen-dokumen yang berada di tempat tersebut.
JAKARTA - Tersangka kasus pengeboman Gereja Oikumene, Samarinda, Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia, 32, merupakan orang lama di dunia terorisme.
- DPRD Jakarta Minta Pemprov Masifkan Pemasangan Cybel Meter untuk Distribusi Air
- Ahli Hukum: Kejagung Harus Buktikan Kerugian Negara Rp 300 Triliun di Kasus Korupsi Timah
- Rektor UI Sebut Rekrutmen Polri Khusus Kelompok Disabilitas Tuai Apresiasi Masyarakat
- Peserta Kode R2 Kaget, Akun SSCASN Tertulis Tidak Lulus Seleksi PPPK 2024 Tahap 1
- AFC Life Science & YTBN Beri Mobil Ambulans untuk Warga Desa Dongi-Dongi
- Wanita Disabilitas di Bandung Disetubuhi Berkali-kali, Keluarga Melapor ke Polda Jabar