Joe Biden Ancam Rusia Jika Berani Pengaruhi Pilpres AS
jpnn.com - Sejumlah badan intelijen di AS memberi keterangan kepada capres Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, terkait usaha Rusia ikut campur di pilpres AS, November 2020.
Capres pesaing kuat Donald Trump itu mengaku telah mendapat bisikan kuat dari pihak intelijen.
Menurut Joe Biden, China juga melakukan kegiatan "yang bertujuan membuat kita kehilangan kepercayaan" pada hasil pilpres 2020.
"Kami tahu dari sebelumnya, dan saya menjamin kalian semua bahwa saya sekarang tahu, karena saya telah mendapatkan informasi (dari badan intelijen, red). Rusia masih berupaya mendelegitimasi proses pemilihan umum kita. Ini fakta," kata Biden di depan para pendukungnya saat kampanye virtual dan penggalangan dana.
Biden memperingatkan bahwa jika Rusia terus ikut campur akan ada "harga yang harus dibayar" jika nantinya ia menang dari petahana, Presiden Donald Trump, saat pilpres.
Sejauh ini, belum jelas bagaimana Biden mendapatkan pengarahan intelijen, tetapi pengarahan seperti itu biasa diterima oleh kandidat presiden.
Tim kampanye Biden belum memberi jawaban terkait pertanyaan itu.
Biden pada sesi jumpa pers 30 Juni mengatakan, ia belum menerima laporan rahasia dari intelijen.
Sejumlah badan intelijen di AS memberi keterangan kepada capres Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, terkait usaha Rusia ikut campur di pilpres AS, November 2020.
- Trump Sewot Gegara Doa di Gereja, Desak Uskup Minta Maaf Terbuka
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Trump Melunak, Meta Bergerilya Merayu Kreator TikTok Pindah ke Facebook dan Instagram
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Kabinet Ramping
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump