Joe Biden Berjanji Berikan Kuota 8 Kali Lipat Lebih Besar ketimbang Donald Trump
jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa ia berencana untuk meningkatkan kuota penerimaan pengungsi tahunan menjadi 125.000 orang di tahun fiskal mendatang--delapan kali lipat dari jumlah yang diizinkan pendahulunya, Donald Trump.
Biden menyebut target sebanyak 125.000 kuota pengungsi, dari 15.000 saja di tahun ini, akan berlaku mulai 1 Oktober 2021.
"Akan memakan waktu untuk membangun kembali hal yang telah sangat rusak. Namun itulah yang tentunya akan kita lakukan," kata Biden.
Biden juga bermaksud untuk mengajukan penambahan batas pengungsi tahun ini, menyusul konsultasinya dengan Kongres, demikian menurut keterangan Gedung Putih yang dirilis pada hari yang sama.
Pihak pendukung pengungsi mengapresiasi perintah eksekutif yang dikeluarkan Biden, yang mereka sebut akan mempercepat proses penerimaan pengungsi dan menghapuskan penghalang bagi sejumlah pemohon.
"Ini adalah sebuah daftar panjang yang telah disebut oleh para advokat sebagai hal yang salah dari program tersebut. Kami telah mengidentifikasi masalahnya dan (langkah) ini memberikan solusi," kata Jennifer Quigley, direktur advokasi pengungsi di Human Right First.
Biden juga meminta sejumlah perubahan dalam proses penerimaan dan pemeriksaan pengungsi di AS melalui surat perintah eksekutif, yang disebutnya akan membangun kapasitas AS untuk menerima pengungsi dalam menangani kebutuhan global saat ini.
Sebelumnya, Biden berjanji untuk mengembalikan peran historis AS sebagai negara yang menerima para pengungsi dari seluruh dunia, setelah empat tahun belakangan negara itu memangkas kuota penerimaan di bawah Presiden Trump.
Joe Biden terus membuktikan bahwa dirinya adalah presiden yang sangat bertolak belakang dari pendahulunya Donald Trump,
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Kebijakan Donald Trump Berpotensi Bikin Produsen Mobil Dunia Boncos
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS