Joe Biden Singgung Nasib Muslim Uighur, Xi Jinping Langsung Beri Peringatan Tegas
jpnn.com, BEIJING - Presiden Amerika Serikat Joe Biden terang-terangan mengkritik kebijakan China terkait Hong Kong, Taiwan dan muslim Uighur di Xinjiang, ketika melakukan pembicaraan perdananya dengan Presiden Xi Jinping melalui sambungan telepon, Kamis (11/2).
Xi tentu saja tidak berdiam diri menerima dengan pasrah serangan-serangan Biden tersebut. Dia memperingatkan presiden anyar itu bahwa persoalan Hong Kong, Taiwan dan Xinjiang merupakan urusan dalam negeri China yang tidak boleh dicampuri pihak lain.
Ia juga menekankan bahwa dalam menghadapi situasi global yang tidak pasti ini, China dan AS memikul tanggung jawab bersama sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kedua belah pihak, lanjut pucuk pimpinan Partai Komunis China (CPC) itu, harus bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik dan mendukung perdamaian dunia.
Xi menggarisbawahi bahwa restorasi dan peningkatan hubungan China-AS menjadi sangat penting dalam pembangunan internasional selama lebih dari setengah abad.
Meskipun penuh liku, Xi menambahkan bahwa hubungan kedua negara harus tetap ditingkatkan guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua negara dan berkontribusi di dunia global.
Xi menekankan bahwa China dan AS justru mendapatkan manfaat melalui kerja sama dan mengalami kerugian dengan berkonfrontasi.
Hanya kerja sama menjadi pilihan terbaik bagi kedua negara, demikian Xi sebagaimana rilis yang diterima ANTARA Beijing.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengungkit isu diskriminasi terhadap muslim Uighur dalam pembicaraan perdana dengan Presiden China Xi Jinping
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat