Joe Paloh
Oleh Dahlan Iskan
Joe curiga. Mengapa ada orang di halaman belakang.
Ia bergegas ke kamar tidurnya. Membuka laci di sebelah ranjangnya: ada senjata dan pistol di situ. Juga tersimpan medali tertinggi yang pernah diterimanya. Penghargaan dari negara.
Ia ambil pistol itu. Ia selempitkan di balik jasnya. Ia ajak serta anjingnya. Ke halaman belakang. Jalannya pelan. Langkahnya hati-hati.
Saat membeli pistol itu Joe ditegur istrinya: untuk apa? Kan sudah punya senjata?
Waktu itu Joe tidak bisa menjawab. Malam inilah jawabnya.
Begitu melewati pintu belakang Joe merasa aneh. Mencium bau rokok. Yang aromanya seperti pernah ia cium.
Ia pun melewati beberapa pohon. Sambil berlindung di baliknya. Aroma rokok yang sama kian kuat.
Kian dekat ke pohon itu kian keras aroma rokoknya. Kian kenal pula aroma rokok apakah itu. Dan siapa yang biasa mengisap rokok seperti itu.