Joey Alexander, Bubi Chen, dan Dejavu yang Sulit Terulang
jpnn.com - DEKADE 1960an, iklim musik Indonesia pernah menjadi perbincangan musisi dunia. Itu tidak lepas dari hadirnya seorang pianis jazz fenomenal asal Surabaya Bubi Chen. Lewat jemari lincahnya, Om Bubi mampu menarik decak kagum. Bahkan, kritikus musik dunia masa itu, Willis Conover menyebutnya sebagai the Best Pianist of Asia.
Bak dejavu, selang puluhan tahun kemudian, lagi-lagi panggung musik dunia diguncang oleh kehadiran pianis jazz berbakat lainnya. Secara usia, wonderkid itu lebih belia dibanding saat Bubi go international ketika itu. Dia adalah Joey Alexander.
Lahir di Bali 25 Juni 2003 dari pasangan Fara Leonora dan Denny Sila, Joey sudah banyak mencatatkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Di antaranya adalah pemenang utama dalam The First International Festival-Contest of Jazz Improvisation Skill di Odessa, Ukraina 2013 silam.
Bungsu dua bersaudara itu memang sudah memantapkan diri untuk menekuni dunia musik , khususnya genre jazz. ”Bagi saya, semua aliran musik sama bagusnya. Cuma, yang memang paling saya cintai adalah jazz. I really love it,” kata Joey beberapa waktu lalu.
Usai memenangkan kompetisi bergengsi itu, langkah Joey di blantika musik semakin terasah dan dipermudah. Beberapa konser dan festival jazz ternama baik di dalam dan luar negeri berebut untuk mengundangnya sebagai penampil.
Dia juga pernah tampil trio bersama musisi senior di Copenhagen Jazz Festival 4 – 13 Juli lalu. ”Kedatangan ke sana karena diundang oleh musisi jazz terkenal Denmark, Niels Land Doky,” jelas penikmat pizza itu.
Kehadirannya di Denmark melengkapi penampilan gemilangnya pada beberapa acara lain. Seperti perform di depan legenda musisi jazz terkenal dunia Herbie Hancock, International Java Jazz Festival, dan Gala Concert at Frederick Rose Theatre di New York City.
”Semua ini anugerah dari Tuhan. Tugas saya hanya terus berlatih dan terus meningkatkan kemampuan agar bisa memaksimalkan talenta yang ada,” ucap Joey yang memang memiliki pemikiran lebih dewasa ketimbang usianya.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara