Jogja Endang Club (JEC), Komunitas Perempuan Bernama Endang
Kartu Anggota Jadi Kartu Diskon Antar-Endang
Jumat, 15 Juni 2012 – 00:01 WIB
JEC memang lahir dari pemikiran Endang Syahbenol yang merasa bahwa nama Endang sangat berjibun. Menurut dia, Endang itu nama yang populer, tapi bukan pasaran. "Populer dan pasaran itu beda, lho ya," kata perempuan kelahiran 17 Agustus yang merahasiakan tahun lahirnya itu.
Endang Syahbenol yang lahir di Jogjakarta lama tinggal di Jakarta. Baru pada 1998 dia kembali tinggal di kota kelahirannya itu setelah merantau di ibu kota sekitar 20 tahun. Nah, di Kota Gudeg itulah dia sangat merasakan bahwa begitu banyak orang yang bernama Endang. Misalnya, saat memimpin rapat Dharma Wanita Deperindagkoptamben DIJ, ada begitu banyak anggota yang bernama Endang, atau setidaknya mengandung Endang.
Endang Syahbenol lalu berinisiatif mengumpulkan para Endang itu. "Awalnya ya iseng saja," katanya.
Dia mengirimkan surat pembaca ke salah satu media lokal di Jogjakarta. Judulnya: Endang, please join us! Itu dilakukan pada 2004.
Di Jogjakarta, 571 orang bernama Endang berkumpul membentuk sebuah klub. Tak mau hanya besar di Jogja, mereka berancang-ancang membentuk Indonesia
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara