Jogja Galang Kekuatan Lawan SBY

Tuntut Presiden Minta Maaf ke Publik

Jogja Galang Kekuatan Lawan SBY
Aksi unjuk rasa digelar mendukung model penetapan gubernur DIY, di Yogyakarta, Rabu (1/12). Foto: up Amin/Radar Jogja
Kemarin, aksi demo propenetapan itu sempat diwarnai insiden. Itu terjadi saat Mulyadi berusaha menjemput Ketua DPRD DIJ Yoeke Indra Agung Laksana. Saat itu, Mulyadi didampingi Agung Murhanjanto berusaha masuk ruang Komisi A yang sedang menggelar rapat membahas redesain APBD 2011 untuk bencana Merapi. Niat Mulyadi dan Agung itu dihadang beberapa anggota polisi. Keduanya terlibat dorong mendorong dengan polisi. "Sambil mundur dan berdiri di tembok, Mulyadi lantas berteriak, "Ketua Dewan keluar. Ayo kita masuk."

Suasana ini menimbulkan kegaduhan. Polisi kemudian merangsek dan berhasil menggiring keduanya menjauh dari ruang Komisi A. Mulyadi dan Agung kemudian kembali ke lokasi aksi demo. Di lokasi tampak anggota FPDIP Totok Hedi Santoso. Oleh beberapa peserta aksi, Totok sempat dikira ketua dewan. Ia pun kemudian didaulat berorasi memberikan keterangan.

Mantan ketua DPC PDIP Sleman ini lantas menjelaskan posisinya sebagai anggota dewan dan bukan ketua dewan. "Pimpinan dewan sedang rapat koordinasi membahas penanganan bencana Merapi. Bukan kapasitas saya menghadirkan pimpinan dewan ke sini," elaknya.

Sebelum suasana bertambah panas, Yoeke didampingi tiga wakil ketua dewan, Kol (purn) Sukedi, Janu Ismadi dan Tutiek Masria Widyo terlihat datang. Massa pun dipersilakan masuk untuk melakukan dialog. Menyikapi tuntutan agar dewan menggelar rapat paripurna istimewa, Yoeke mengatakan akan membahasnya sesuai mekanisme dewan. Ia akan berembug dengan pimpinan dewan dan pimpinan fraksi. "Akan kita tindak lanjuti aspirasi ini," janjinya.

KECAMAN terhadap Presiden SBY terkait wacana tak ada sistem monarki di Jogjakarta terus memanas. Sebagian warga Daerah Istimewa Jogja (DIJ) menolak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News