Johana Jembise, Perempuan Pertama Papua Bergelar Guru Besar
Perjuangan Paling Berat, Masuk Jurnal Internasional
Jumat, 23 November 2012 – 07:56 WIB
Johana mengaku, setelah berjuang delapan bulan, baru empat jurnal yang dihasilkannya bisa diterima publik internasional. Beruntung, empat jurnal itu masing-masing akhirnya mempunyai nilai 40. Hal ini yang membuat dia dengan mudah mengumpulkan nilai 850 sebagai syarat memperoleh gelar guru besar.
Setelah nilai 850 diraih, bukan berarti langkah menggapai gelar profesor berjalan mulus. Saat pertama mengajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, permohonannya tak langsung ditanggapi.
Dia membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk menunggu lampu hijau dari Ditjen Dikti. "Permohonan tidak serta merta langsung dijawab. Kami butuh waktu lama. Ini bukan hal yang gampang," kata Johana.
Bagi Johana, gelar guru besar merupakan cita-cita terakahirnya di dunia akademik. Setelah itu, dia tidak punya keinginan lain selain memajukan Uncen, almamater yang telah membesarkannya.
JOHANA Jambise membuktikan bahwa perempuan Papua bisa berprestasi di bidang akademik. Sepuluh hari lalu dia dinobatkan sebagai guru besar Universitas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408