Johanes Djauhari, Anak Bangsa Pencipta Printer 3D

Gunakan Material dari Kulit Jagung dan Biji Ketela

Johanes Djauhari, Anak Bangsa Pencipta Printer 3D
KREATIF - Johanes Djauhari bersama mesin printer 3D ciptaannya di Jakarta (15/7). Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Kolaborasi Johanes dan adiknya mendapatkan proyek dari sebuah perusahaan elektronik ternama untuk membuat maket mesin cuci. Dia kurang puas jika hanya membuat maket ala kadarnya. Pada proyek-proyek sebelumnya, mereka membuat replika barang-barang pesanan dari kertas kardus, lilin, dan styrofoam (gabus). Dari situlah akhirnya muncul gagasan untuk membuat printer 3D.

Masalahnya, bahan ajar atau produk untuk perbandingan dalam membuat printer 3D sangat langka. Johanes berburu ilmu dari YouTube. Dia mendapatkan contoh kasus yang sukses maupun gagal. "Saat melihat contoh yang sukses (membuat mesin 3D), rasanya enak sekali. Pengin mencoba juga," katanya.

Tanpa bekal teman diskusi atau literatur, Johanes memutuskan untuk membuat printer 3D. Kendalanya, dia tidak mempunyai komponen atau onderdil untuk menciptakan mesin tersebut. Johanes pun memutuskan untuk berburu onderdil ke Inggris. Komponen yang dicari adalah rangkaian peralatan elektronika (motherboard) yang menjadi otak printer. Lewat pembelian online, Johanes merogoh kocek Rp 2 juta untuk mendatangkan mesin itu.

Ujung kinerja printer tersebut ada di servomotor. Kali ini Johanes membelinya di Tiongkok. Perangkat servomotor jamak digunakan dalam eksperimen robotika. Total, Johanes menghabiskan Rp 11 juta untuk menghasilkan satu printer. "Habis banyaknya untuk trial and error," kata dia.

Mesin pencetak alias printer karya Johanes Djauhari ini benar-benar inspiratif. Sebab, alat itu bisa menghasilkan barang-barang utuh (3D/tiga dimensi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News