JohnAnglo Bro
Oleh: Dahlan Iskan
Saya tidak peduli dengan nama aslinya itu. Saya tetap memanggilnya John. Itulah nama resmi artisnya.
John memang punya pengalaman panjang di urusan kulit. John pernah 11 tahun bekerja di pabrik kulit ECCO milik perusahaan asing Swedia. Yang juga punya pabrik segala macam perlengkapan wanita berbasis kulit.
John tahu cara memasak kulit. Tahu cara memilih kulit. Tahu bagaimana harus memperlakukan kulit.
Masalahnya: John tidak ingin terus menjadi karyawan. Ia ingin berwiraswasta.
Ia pun berani memproduksi tas dan sepatu kulit. Dengan kualitas tidak kalah dengan merek yang mahal-mahal itu. Ia membuka industri rumahan.
Tentu tidak mudah jadi wiraswasta. Namun, setelah menekuni jalan sulit itu John menemukan celah yang dahulunya tidak terlihat: make over.
Pengusaha kadang baru menemukan celah ketika sudah menerjuni bisnis awal. Yang diinginkan: memproduksi tas. Yang ditemukan: make over. Itu jalan tak terduga di tengah perjalanan bisnisnya.
Ternyata begitu banyak wanita yang sayang tas mahalnya. Akan tetapi, tas itu kadang mengalami kecelakaan.
INI kisah tentang John (JohnAnglo) dan Paulus (Steak BRO!). Dari kolam besar ke ikan besar. Sama-sama dari sapi. John ambil kulitnya, Paulus ambil dagingnya.
- Bea Cukai dan BSI Buka Jalan Bagi UMKM Produsen Madu di Karimun Agar Bisa Ekspor
- Pramono-Rano Bakal Perbanyak Rusun Mix-Used, Gabungkan Perumahan, Hingga Gerai UMKM
- BSI Mendapatkan Alokasi Rp 17 Triliun KUR Syariah Tahun Ini
- Kabinet Ramping
- Peruri Ungkap Strategi Bisnis UMKM di Era Digital dalam Ngobrol Santai IKA PPM
- Dukung UMKM Berkembang, Jamkrindo Cetak Ahli Penjaminan